MAKALAH PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
PERBANDINGAN KONSEP
Nama Kelompok :
· Amalia Intan Permata Sari
· Kartini
· Tuti Diyanti
· Elsa Wulandari
Kelas / Kelompok : 1G /
3 (tiga)
FAKULTAS FARMASI DAN
SAINS
UHAMKA
2012
Pendahuluan
Berbicara tentang konsep manusia sesungguhnya
berbicara tentang filsafat manusia. Secara praktis, pengetahuan yang memadai
tentang konsep / filsafat manusia ini penting, bukan sajauntuk mengetahui apa
dan siapa manusia itu sesungguhnya, melainkan juga untuk mengetahui siapakah
sesungguhnya diri kita dalam pemahaman tentang manusia yang menyeluruh. Dan
secara teoris, pengetahuan tentang konsep manusia bisa memberikan kita
pemahaman yang esensialtentang manusia sehingga kita dapat secara kritis
meninjau asumsi-asumsi yang berkembang dalam jagad ilmu pengetahuan tentang
manusia.
Kajian tentang manusia merupakan obyek yang
menarik dan tak kunjung selesai dibahas. Oleh sebab itu, dari kajian tentang
manusia ini lahirlah banyak disiplin ilmu pengetahuan, meskipun pada akhirnya
manusia tetap merupakan misteri yang tak pernah bias dituntaskan kajiannya.para
filsuf Yunani seperti Pythagoras, Plato, Aristoteles sampai pada filsuf modern
Rene Descartes, Arthur Schopenhauer, Karl Marx, Nietszsche, Kierkegaard,
Husserl dan masih banyak yang lainnya. Bab ini berupaya menyajikan
“Perbandingan Konsep Manusia Dalam Islam Dengan Ideologi Modern” dalam ideologi
kapitalisme, sosialisme, dan dengan ideologi lainnya.
Konsep Manusia dapat dibagi menjadi :
· Kapitalisme
· Sosialisme
· Matrealisme / Naturalisme
· Idealisme
· Rasionalisme
· Empirisme
· Islam
KONSEP MANUSIA DALAM
KAPITALISME
Kapitalisme
secara umum adalah suatu paham yang berdasarkan kemodalan dengan mengutamakan
pemilik modal lebih utama dari pada kaum pekerja. Dalam hidup ekonomi,
merupakan asas dimana unsur material dari faktor-faktor produksi (tanah dan
modal) berada pada tangan swasta dan motifasi terpenting dalam berproduksi
semata-mata untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Istilah
kapitalisme sendiri berawal dari negarawan dan sejarahwan Prancis beraliran
sosialis Louis Blanc (1881-1882). Paham ini berkembang sejak abad ke 11, ketika
perdagangan internasional mulai dilakukan, ia lahir setelah ditemukan mesin
dieropa setelah revolusi industri. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi paling
menonjol dewasa ini yang membentuk sistem ekonomi dunia.
KONSEP MANUSIA DALAM
SOSIALISME
Sosialisme
merupakan istilah umum untuk semua dokterin ekonomi yang menatap kemutlakan
milik tersebut untuk kesejahteraan umum. Namun demikian sosialisme memiliki
pandangan-pandangan yang khas tentang manusia dan masyarakat pada umumnya, yang
kelak pada suatu titik tolak tertentu akan membedakan dirinya dengan idealisme
kapitalis. Dalam arti ini, sosialisme mencakup banyak jenis teori ekonomi.
Sosialisme juga suatu ajaran politik yang menolak susunan masyarakat yang
bersendikan milik perseorangan atas alat-alat produksi; ia memihak golongan
miskin dan tidak berpunya (proletar).
KONSEP MANUSIA DALAM
MATREALISME / NATURALISME
Matrealisme merupakan
faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau
nature (alam). Sebagaimana diutarakan oleh Ludwig Feuerbach, hanya alamlah yang
ada.oleh karena itu manusia adalah makhluk alamiah. Segala usaha manusia didorong oleh nafsu alamiah yakni
dorongan untuk hidup. Yang menjadi ciri khas matrealisme adalah bahwa yang
terpenting dari manusia bukanlah pada akal atau roh sebagaimana diyakini oleh
filsafat idealisme ala kapitalisme, melainkan pada dimensi usahanya.
Matrealisme
adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada yaitu materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan
semua fenomena adalah hasil interaksi material. Sehingga dalam memandang
manusia adalah tak lebih dari kumpulan materi, tubuh atau daging semata, serta
menafikan keberadaan ruh atau jiwa sebagaimana dikenal dalam islam. Akibatnya,
kebutuhan manusia berikut kesenang-senangannya pun senantiasa diukur dengan
ukuran-ukuran yang bersifat material, kebendaan, dsb. Matrealisme berpendapat
bahwa ala mini tidak diciptakan oleh Tuhan, sebagaimana diakui dalam islam,
namun tercipta melalui proses sebab akibat yang sepenuhnya bersifat materi.
Sebutan lain
dari matrealisme ini adalah naturalisme karena kepercayaan yang tinggi pada
hukum alam, terutama kuasalitas. Semua yang terjadi didunia ini terjadi karena
adanya mata rantai sebab akibat. Alam
ini tercipta melalui sebab akibat, dan bukan merupakan penciptaan Tuhan.
Manakala ada orang yang memiliki karakter tertentu, misalnya, maka itu berkat
pengaruh orang serta kondisi lingkungan sekitarnya. Padahal, sebaliknya,dalam
Islam jelas dikemukakan bahwa manusia, alam dan seisinya ini diciptakan oleh
Allah. Allah berfirman: “dialah pencipta langit dan bumi”. Dalam ayat lain
dikemukakan: “dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan
sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya”.
KONSEP MANUSIA DALAM
IDEALISME
Konsep
kapitalisme tentang manusia diwakili dengan baik oleh filsafat idealisme.
Idealisme adalah suatu ajaran / faham atau aliran yang menganggap bahwa
realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan fikiran atau yang
sejenis dengan itu. Filsafat ini berkembang dari ajaran filsafat Yunani seperti
Plato yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan
sebenarnya. Selain itu juga Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan
ajaran yang menggambarkan alam ide sebagai suatu tenaga. Sebenarnya dapat
dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham idealism sama sekali. Dimasa abad
pertengahan, pendapat yang disepakati oleh semua ahli fikir adalah dasar
idealisme ini.
Inti dari
idealisme ini adalah bahwa diluar materi, terdapat pula roh atau ide, gagasan,
atau rasio, dsb.
KONSEP MANUSIA DALAM RASIONALISME
Seiring dengan berkembangnya
pemikiran idealisme lantas bertransformasi menjadi rasionalisme. Rasionalisme
adalah paham yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam
memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.rasionalisme mengajarkan bahwa
pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam berfikir itu
kaidah-kaidah logis. Singkatnya akallah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan
yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia; menurut aliran ini
memperoleh pengetahuan memalui kegiatan akal menangkap objek.
KONSEP MANUSIA DALAM
EMPIRISME
Pada masa selanjutnya terjadi pengembangan kearah empirisme.
Kata empirisme berasal dari bahasa Yunani empirikos, empiria yang berarti
pengalaman. Menurut aliran ini, manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya; pengalaman inderawi. Tapi bagaimanapun, empirisme ini memiliki
sejumlah kekurangan :
·
Indera terbatas : benda yang letaknya jauh dari mata
terlihat kecil.
·
Indera menipu :
dalam kondisi sakit orang, seseorang akan merasa jikalau gula itu pahit,
walaupun sesungguhnya manis.
·
Objek bisa menipu indera : seperti fatamorgana.
·
Kelemahan indera sekaligus objek : mata tidak mampu
melihat kerbau secara keseluruhan; yang tampak hanya bagian depan dan samping
sedangkan bagian belakang tidak tampak. Pada saat yang sama, kerbau sebagai
objek juga tidak mampu menunjukan dirinya secara utuh pada indera.
Namun pada akhirnya,
muncul kerja sama antara rasionalisme dan empirisme yang memunculkan
positivism. Singkat kata, pengetahuan harus bersifat logis dan mempunyai bukti
empiris. Pandangan-pandangan tentang manusia pun harus bersifat logis dan dapat
dibuktikan secara empiris.
KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM
Islam
mempunyai konsep yang begitu paripurna tentang manusia. Al-Qur’an secara baik
menginformasikan mulai dari proses penciptaan manusia, hak, dan tanggung
jawabnya didalam kehidupan didunia hingga tahap kematian dan kehidupan setelah
mati; dimana manusia akan mendapatkan timbangan amalnya masing-masing. Terkait
dengan proses penciptaan manusia itu, Allah SWT menjelaskan runtutan kronologis
penciptaan manusia “dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati (nutfah) itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
(nutfah) itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging (mudghah) itu kami jadikan tulang belulang,lalu tulang belulang
itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka maha sucikah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
(Al-Mu’minun: 12-14).
Secara
sederhana,siklus manusia didunia dirumuskan dalam satu kalimat “inna lillahi wa
inna ilaihi raji’un”. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan pasti akan
kembali kepadanya. Meski terkesan sederhana, rumusan tersebut sesungguhnya
menjawab persoalan penting tentang dari mana manusia itu berasal dan akan kemana
manusia itu akan terakhir berlabuh. Dan pada akhirnya tempat terakhir manusia
adalah kepada Tuhan. Konsep ini jelas berbeda dengan pandangan matrealisme dan
idealism yang mengakui hanya alam inilah yang ada; tidak ada kehidupan setelah
kehidupan ini.
Secara umum,
Islam menjelaskan bahwa manusia terdiri atas dua unsur, yakni materi dan
immateri atau jasmani atau rohani. Allah SWT meniupkan ruh kedalam jasad
manusia segera setelah sempurna proses penciptannya.
Berbeda dengan
faham kapitalisme dan sosialisme yang mengagungkan materi, menurut Syaikh Yusuf
al Qardhawi, unsure material dan immaterial dalam diri manusia harus seimbang.
Seseorang tidak boleh mengurangi hak-hak tubuhuntukmemenuhi hak ruh, dan
sebaliknya tidak boleh mengurangi hak-hak ruhsemata untuk memenuhi hak tubuh
Menurut Imam
Ghazali, manusia terdiri atas 3 hakikat dan struktur eksistensi yaitu, ruh,
nifs (jiwa), dan jism (tubuh).
DAFTAR PUSAKA
1. Ahmad Tafsir,
Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000)
2. Badan Pendidikan
Kader PP Muhammadiyah, Materi Induk Pengkaderan Muhammadiyah, (Yogyakarta: BPK
PP Muhammadiyah, 1994)
3. Frans
Magnis-Suseno, Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Ravisionisme,
(Jakarta: Gramedia,2000)
4. Harun Handiwijono,
Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1993) cet 9
5. Harun Nasution,
Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1985) Cet 5
6. Jalaluddin
Rakhmat, Antara Sukma Nurani dan Sukma Dhulmani, diakses dari http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Konteks/Nurani.html
7. Muhammad Yasir
Nasution, Manusia Menurut Al-Ghazali, (Jakarta: Rajagrafindo Persad, 2002)
8. Murtadha
Muthahhari, Manusia Sempurna: Pandangan Islam tentang Hakikat Manusia,
(Jakarta: Lentera,1994), cet 2
9. Tosun Bayrak Al
Jerrahi, Metode Menikmati Ibadah: Mata Air Kearifan Spiritual Penyejuk Batin,
(Jakarta; Hikmah, 2005)
10. Yunasril Ali,
Manusia Citra Ilahi: Pengembangan Konsep Insan Kamil Ibn’Arabi oleh al-Jili,
(Jakarta: Paramadina, 1997)
11. Zaenal Abidin,
Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000)
kak, izin copas dari maba UHAMKA. Nanti sumber saya sertakan dan saya paraphrase. Terimakasih
BalasHapuskak, saya maba uhamka mohon izin untuk mencopy ya untuk kebutuhan tugas agama islam. terimakasih :)
BalasHapus