Senin, 15 Oktober 2012

Perbandingan konsep


MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PERBANDINGAN KONSEP


Nama Kelompok :
·       Amalia Intan Permata Sari
·       Kartini
·       Tuti Diyanti
·       Elsa Wulandari


Kelas / Kelompok : 1G / 3 (tiga)

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UHAMKA
2012





Pendahuluan
Berbicara tentang konsep manusia sesungguhnya berbicara tentang filsafat manusia. Secara praktis, pengetahuan yang memadai tentang konsep / filsafat manusia ini penting, bukan sajauntuk mengetahui apa dan siapa manusia itu sesungguhnya, melainkan juga untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri kita dalam pemahaman tentang manusia yang menyeluruh. Dan secara teoris, pengetahuan tentang konsep manusia bisa memberikan kita pemahaman yang esensialtentang manusia sehingga kita dapat secara kritis meninjau asumsi-asumsi yang berkembang dalam jagad ilmu pengetahuan tentang manusia.
           Kajian tentang manusia merupakan obyek yang menarik dan tak kunjung selesai dibahas. Oleh sebab itu, dari kajian tentang manusia ini lahirlah banyak disiplin ilmu pengetahuan, meskipun pada akhirnya manusia tetap merupakan misteri yang tak pernah bias dituntaskan kajiannya.para filsuf Yunani seperti Pythagoras, Plato, Aristoteles sampai pada filsuf modern Rene Descartes, Arthur Schopenhauer, Karl Marx, Nietszsche, Kierkegaard, Husserl dan masih banyak yang lainnya. Bab ini berupaya menyajikan “Perbandingan Konsep Manusia Dalam Islam Dengan Ideologi Modern” dalam ideologi kapitalisme, sosialisme, dan dengan ideologi lainnya.




Konsep Manusia dapat dibagi menjadi :
·       Kapitalisme
·       Sosialisme
·       Matrealisme / Naturalisme
·       Idealisme
·       Rasionalisme
·       Empirisme
·       Islam

KONSEP MANUSIA DALAM KAPITALISME
          Kapitalisme secara umum adalah suatu paham yang berdasarkan kemodalan dengan mengutamakan pemilik modal lebih utama dari pada kaum pekerja. Dalam hidup ekonomi, merupakan asas dimana unsur material dari faktor-faktor produksi (tanah dan modal) berada pada tangan swasta dan motifasi terpenting dalam berproduksi semata-mata untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Istilah kapitalisme sendiri berawal dari negarawan dan sejarahwan Prancis beraliran sosialis Louis Blanc (1881-1882). Paham ini berkembang sejak abad ke 11, ketika perdagangan internasional mulai dilakukan, ia lahir setelah ditemukan mesin dieropa setelah revolusi industri. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi paling menonjol dewasa ini yang membentuk sistem ekonomi dunia.


KONSEP MANUSIA DALAM SOSIALISME
          Sosialisme merupakan istilah umum untuk semua dokterin ekonomi yang menatap kemutlakan milik tersebut untuk kesejahteraan umum. Namun demikian sosialisme memiliki pandangan-pandangan yang khas tentang manusia dan masyarakat pada umumnya, yang kelak pada suatu titik tolak tertentu akan membedakan dirinya dengan idealisme kapitalis. Dalam arti ini, sosialisme mencakup banyak jenis teori ekonomi. Sosialisme juga suatu ajaran politik yang menolak susunan masyarakat yang bersendikan milik perseorangan atas alat-alat produksi; ia memihak golongan miskin dan tidak berpunya (proletar).

KONSEP MANUSIA DALAM MATREALISME / NATURALISME
          Matrealisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam). Sebagaimana diutarakan oleh Ludwig Feuerbach, hanya alamlah yang ada.oleh karena itu manusia adalah makhluk alamiah. Segala usaha  manusia didorong oleh nafsu alamiah yakni dorongan untuk hidup. Yang menjadi ciri khas matrealisme adalah bahwa yang terpenting dari manusia bukanlah pada akal atau roh sebagaimana diyakini oleh filsafat idealisme ala kapitalisme, melainkan pada dimensi usahanya.
          Matrealisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada yaitu materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Sehingga dalam memandang manusia adalah tak lebih dari kumpulan materi, tubuh atau daging semata, serta menafikan keberadaan ruh atau jiwa sebagaimana dikenal dalam islam. Akibatnya, kebutuhan manusia berikut kesenang-senangannya pun senantiasa diukur dengan ukuran-ukuran yang bersifat material, kebendaan, dsb. Matrealisme berpendapat bahwa ala mini tidak diciptakan oleh Tuhan, sebagaimana diakui dalam islam, namun tercipta melalui proses sebab akibat yang sepenuhnya bersifat materi.
          Sebutan lain dari matrealisme ini adalah naturalisme karena kepercayaan yang tinggi pada hukum alam, terutama kuasalitas. Semua yang terjadi didunia ini terjadi karena adanya   mata rantai sebab akibat. Alam ini tercipta melalui sebab akibat, dan bukan merupakan penciptaan Tuhan. Manakala ada orang yang memiliki karakter tertentu, misalnya, maka itu berkat pengaruh orang serta kondisi lingkungan sekitarnya. Padahal, sebaliknya,dalam Islam jelas dikemukakan bahwa manusia, alam dan seisinya ini diciptakan oleh Allah. Allah berfirman: “dialah pencipta langit dan bumi”. Dalam ayat lain dikemukakan: “dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya”.

KONSEP MANUSIA DALAM IDEALISME
          Konsep kapitalisme tentang manusia diwakili dengan baik oleh filsafat idealisme. Idealisme adalah suatu ajaran / faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan fikiran atau yang sejenis dengan itu. Filsafat ini berkembang dari ajaran filsafat Yunani seperti Plato yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Selain itu juga Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajaran yang menggambarkan alam ide sebagai suatu tenaga. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham idealism sama sekali. Dimasa abad pertengahan, pendapat yang disepakati oleh semua ahli fikir adalah dasar idealisme ini.
          Inti dari idealisme ini adalah bahwa diluar materi, terdapat pula roh atau ide, gagasan, atau rasio, dsb.

          KONSEP MANUSIA DALAM RASIONALISME
Seiring dengan berkembangnya pemikiran idealisme lantas bertransformasi menjadi rasionalisme. Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam berfikir itu kaidah-kaidah logis. Singkatnya akallah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia; menurut aliran ini memperoleh pengetahuan memalui kegiatan akal menangkap objek.

KONSEP MANUSIA DALAM EMPIRISME
Pada masa selanjutnya terjadi pengembangan kearah empirisme. Kata empirisme berasal dari bahasa Yunani empirikos, empiria yang berarti pengalaman. Menurut aliran ini, manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya; pengalaman inderawi. Tapi bagaimanapun, empirisme ini memiliki sejumlah kekurangan :
·       Indera terbatas : benda yang letaknya jauh dari mata terlihat kecil.
·       Indera menipu :  dalam kondisi sakit orang, seseorang akan merasa jikalau gula itu pahit, walaupun sesungguhnya manis.
·       Objek bisa menipu indera : seperti fatamorgana.
·       Kelemahan indera sekaligus objek : mata tidak mampu melihat kerbau secara keseluruhan; yang tampak hanya bagian depan dan samping sedangkan bagian belakang tidak tampak. Pada saat yang sama, kerbau sebagai objek juga tidak mampu menunjukan dirinya secara utuh pada indera.

Namun pada akhirnya, muncul kerja sama antara rasionalisme dan empirisme yang memunculkan positivism. Singkat kata, pengetahuan harus bersifat logis dan mempunyai bukti empiris. Pandangan-pandangan tentang manusia pun harus bersifat logis dan dapat dibuktikan secara empiris.

KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM
          Islam mempunyai konsep yang begitu paripurna tentang manusia. Al-Qur’an secara baik menginformasikan mulai dari proses penciptaan manusia, hak, dan tanggung jawabnya didalam kehidupan didunia hingga tahap kematian dan kehidupan setelah mati; dimana manusia akan mendapatkan timbangan amalnya masing-masing. Terkait dengan proses penciptaan manusia itu, Allah SWT menjelaskan runtutan kronologis penciptaan manusia “dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati (nutfah) itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani (nutfah) itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging (mudghah) itu kami jadikan tulang belulang,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha sucikah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al-Mu’minun: 12-14).
          Secara sederhana,siklus manusia didunia dirumuskan dalam satu kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan pasti akan kembali kepadanya. Meski terkesan sederhana, rumusan tersebut sesungguhnya menjawab persoalan penting tentang dari mana manusia itu berasal dan akan kemana manusia itu akan terakhir berlabuh. Dan pada akhirnya tempat terakhir manusia adalah kepada Tuhan. Konsep ini jelas berbeda dengan pandangan matrealisme dan idealism yang mengakui hanya alam inilah yang ada; tidak ada kehidupan setelah kehidupan ini.
          Secara umum, Islam menjelaskan bahwa manusia terdiri atas dua unsur, yakni materi dan immateri atau jasmani atau rohani. Allah SWT meniupkan ruh kedalam jasad manusia segera setelah sempurna proses penciptannya.
          Berbeda dengan faham kapitalisme dan sosialisme yang mengagungkan materi, menurut Syaikh Yusuf al Qardhawi, unsure material dan immaterial dalam diri manusia harus seimbang. Seseorang tidak boleh mengurangi hak-hak tubuhuntukmemenuhi hak ruh, dan sebaliknya tidak boleh mengurangi hak-hak ruhsemata untuk memenuhi hak tubuh
          Menurut Imam Ghazali, manusia terdiri atas 3 hakikat dan struktur eksistensi yaitu, ruh, nifs (jiwa), dan jism (tubuh).


DAFTAR PUSAKA
1.    Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)
2.    Badan Pendidikan Kader PP Muhammadiyah, Materi Induk Pengkaderan Muhammadiyah, (Yogyakarta: BPK PP Muhammadiyah, 1994)
3.    Frans Magnis-Suseno, Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Ravisionisme, (Jakarta: Gramedia,2000)
4.    Harun Handiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1993) cet 9
5.    Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1985) Cet 5
6.    Jalaluddin Rakhmat, Antara Sukma Nurani dan Sukma Dhulmani, diakses dari http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Konteks/Nurani.html
7.    Muhammad Yasir Nasution, Manusia Menurut Al-Ghazali, (Jakarta: Rajagrafindo Persad, 2002)
8.    Murtadha Muthahhari, Manusia Sempurna: Pandangan Islam tentang Hakikat Manusia, (Jakarta: Lentera,1994), cet 2
9.    Tosun Bayrak Al Jerrahi, Metode Menikmati Ibadah: Mata Air Kearifan Spiritual Penyejuk Batin, (Jakarta; Hikmah, 2005)
10.  Yunasril Ali, Manusia Citra Ilahi: Pengembangan Konsep Insan Kamil Ibn’Arabi oleh al-Jili, (Jakarta: Paramadina, 1997)
11.  Zaenal Abidin, Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)

2 komentar:

  1. kak, izin copas dari maba UHAMKA. Nanti sumber saya sertakan dan saya paraphrase. Terimakasih

    BalasHapus
  2. kak, saya maba uhamka mohon izin untuk mencopy ya untuk kebutuhan tugas agama islam. terimakasih :)

    BalasHapus